Profil Desa Purbayasa
Ketahui informasi secara rinci Desa Purbayasa mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Purbayasa di Kecamatan Tonjong, Brebes, merupakan wilayah agraris yang strategis dengan panorama alam pesawahan dan hutan. Dikenal akan semangat gotong royong, tradisi Kuda Lumping, serta inisiatif pengembangan desa melalui program Kampung KB dan wis
-
Lokasi Strategis dan Potensi Agraris
Terletak hanya 10 menit dari jalan utama Tegal-Purwokerto, Desa Purbayasa memiliki luas 162 hektare yang didominasi oleh lahan persawahan produktif dan dikelilingi panorama perbukitan dan hutan
-
Kehidupan Sosial dan Budaya yang Kuat
Masyarakatnya memegang teguh semangat gotong royong dan melestarikan tradisi lokal seperti kesenian Kuda Lumping dan upacara adat Bebarit, yang menjadi fondasi kerukunan warga
-
Pemerintahan Progresif dan Pembangunan Sumber Daya Manusia
Pemerintah desa secara aktif meningkatkan kapasitas aparatur dan lembaga melalui pelatihan serta mengoptimalkan layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan, yang ditandai dengan aktifnya Posyandu dan lembaga desa lainnya

Desa Purbayasa, sebuah wilayah yang terletak di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menampilkan wajah sebuah desa yang dinamis. Berada di jalur penghubung penting, desa ini tidak hanya mengandalkan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi, tetapi juga aktif bergerak menuju kemandirian melalui berbagai program pembangunan sumber daya manusia dan inisiatif lokal. Dengan panorama alam yang membentang dari persawahan hijau hingga tepian hutan negara, Purbayasa menjadi cerminan dari perpaduan antara kekayaan alam, kearifan lokal dan visi untuk masa depan yang lebih sejahtera. Pemerintah desa, di bawah kepemimpinan Drs. H. Saefudin, M.Si., terus berupaya menggerakkan roda pembangunan yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup warganya.
Geografi dan Demografi Wilayah
Secara geografis, Desa Purbayasa menempati lahan seluas 162 hektare. Lokasinya cukup strategis, berada di sebelah utara kantor Kecamatan Tonjong, yang memudahkannya dalam akses administrasi dan koordinasi. Letaknya yang hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk mencapai jalan raya utama Tegal-Purwokerto memberikan keuntungan signifikan dalam hal mobilitas penduduk dan distribusi barang.
Wilayah desa ini memiliki batas-batas administratif yang jelas. Di sebelah utara, Purbayasa berbatasan langsung dengan kawasan Hutan Negara yang dikelola oleh Perhutani. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Purwodadi, sebelah timur dengan Desa Watujaya, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Karangjongkeng. Topografi ini menciptakan lanskap yang khas, di mana area permukiman dan persawahan diapit oleh perbukitan dan kawasan hutan yang masih asri.
Berdasarkan data program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dari BKKBN, jumlah penduduk Desa Purbayasa tercatat sebanyak 1.951 jiwa, yang terdiri dari 1.029 laki-laki dan 922 perempuan. Seluruh penduduk ini tersebar dalam 413 Kepala Keluarga (KK) yang terbagi ke dalam 10 Rukun Tetangga (RT). Dengan luas wilayah 162 hektare, maka kepadatan penduduk Desa Purbayasa mencapai sekitar 1.204 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan. Data ini sedikit berbeda dari Sensus Penduduk 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat populasi sebanyak 1.411 jiwa, kemungkinan perbedaan ini disebabkan oleh dinamika kependudukan dan metodologi pendataan yang berbeda.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Struktur pemerintahan Desa Purbayasa berjalan secara aktif dan terorganisir dengan baik, dipimpin oleh seorang kepala desa dengan dukungan perangkat desa dan lembaga kemasyarakatan. Pemerintah desa menunjukkan komitmen yang kuat terhadap peningkatan kapasitas internal demi mengoptimalkan pelayanan publik. Salah satu inisiatif penting yang dilakukan ialah menyelenggarakan pelatihan komputer bagi seluruh perangkat desa dan unsur kelembagaan, seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Karang Taruna, pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), hingga Forum Kesehatan Desa (FKD).
"Pelatihan tersebut guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam pelayanan masyarakat desa tersebut," jelas Drs. H. Syaifudin, M.Si., selaku Kepala Desa Purbayasa, dalam sebuah kesempatan pada Januari 2022. Langkah ini menegaskan visi pemerintah desa untuk beradaptasi dengan tuntutan administrasi modern dan berbasis teknologi.
Partisipasi lembaga-lembaga desa ini juga terlihat dalam perencanaan pembangunan. Pada Juli 2024, Pemerintah Desa Purbayasa menggelar Musyawarah Desa (Musdes) untuk membentuk tim penyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) untuk tahun anggaran 2025. Proses partisipatif ini memastikan bahwa program pembangunan yang akan datang selaras dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Keaktifan lembaga-lembaga ini menjadi motor penggerak dalam berbagai kegiatan, mulai dari perencanaan pembangunan fisik hingga penyelenggaraan acara sosial dan keagamaan di tingkat desa.
Potensi Ekonomi dan Usaha Masyarakat
Mayoritas penduduk Desa Purbayasa menggantungkan hidupnya pada sektor agraris. Lahan persawahan yang subur menjadi aset utama, di mana padi merupakan komoditas andalan. Selain bertani, sebagian warga lainnya bekerja sebagai buruh tani, peternak, pedagang, dan buruh bangunan. Fenomena merantau atau bekerja di luar daerah juga menjadi alternatif bagi sebagian warga untuk meningkatkan taraf hidup keluarga.
Pemerintah desa berupaya mendorong diversifikasi ekonomi melalui program pemberdayaan. Visi "menumbuhkan ekonomi produktif" menjadi salah satu misi utama dalam program Kampung KB. Hal ini diwujudkan melalui pembinaan terhadap kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), yang bertujuan untuk merangsang tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kalangan masyarakat, khususnya kaum perempuan.
Di samping itu, desa ini memiliki potensi wisata rintisan yang menarik. Pada tahun 2020, sebuah inisiatif kolaboratif antara Satuan Kerja Pendidikan (SKPP) Kecamatan Tonjong dan pemerintah desa melahirkan "Kampung Yasa". Objek wisata edukasi ini dibangun di atas lahan yang sebelumnya dianggap angker, mengubahnya menjadi ruang terbuka hijau yang memadukan konsep wisata swafoto dengan alam. Joko Sulistiyo, salah satu penggagas, menyatakan bahwa Kampung Yasa dibangun untuk memberdayakan masyarakat agar lebih maju. Kepala Desa Purbayasa menambahkan, "Ini sudah menjadi program desa kami," dengan harapan Kampung Yasa dapat menjadi ikon yang mengangkat nama desa di tingkat yang lebih luas.
Kehidupan Sosial, Budaya, dan Keagamaan
Kehidupan sosial di Desa Purbayasa sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan. Budaya gotong royong masih terpelihara dengan baik dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga, terutama dalam kegiatan seperti pembangunan rumah, perbaikan fasilitas umum, dan persiapan acara desa. Seluruh penduduk desa memeluk agama Islam, dan nuansa religius tercermin dalam banyaknya kegiatan keagamaan yang berjalan aktif, mulai dari pengajian rutin untuk ibu-ibu dan bapak-bapak, hingga kegiatan yang melibatkan generasi muda melalui Ansor, IPNU, dan IPPNU.
Purbayasa juga merupakan desa yang bangga akan warisan budayanya. Kesenian Kuda Lumping menjadi salah satu tradisi yang terus dilestarikan. Kesenian ini sering ditampilkan dalam berbagai perayaan, seperti karnaval memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, hajatan warga, dan peringatan hari besar lainnya, menjadi hiburan rakyat sekaligus media untuk mempertahankan identitas budaya lokal.
Selain itu, terdapat tradisi unik yang disebut "Bebarit". Menurut penuturan Sokhidin, seorang sesepuh desa, dalam sebuah penelitian oleh UIN Saizu Purwokerto, Bebarit merupakan sebuah ritual doa bersama yang bertujuan untuk memohon keselamatan bagi seluruh masyarakat desa dari segala marabahaya. Tradisi yang diinisiasi oleh pemerintah desa sejak zaman dahulu ini diisi dengan pembacaan kalimat-kalimat tayyibah dan doa tolak bala, menunjukkan kuatnya perpaduan antara nilai spiritual dan kearifan lokal dalam menjaga keharmonisan desa.
Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat
Di bidang pendidikan, Desa Purbayasa telah memiliki sarana yang cukup memadai untuk tingkat dasar. Terdapat 1 unit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 2 unit Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), 1 Madrasah Diniyah, 1 Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ), dan 1 Rumah Baca. Keberadaan fasilitas ini memastikan bahwa anak-anak usia sekolah di Purbayasa dapat mengakses pendidikan dasar dengan mudah. Data tingkat pendidikan penduduk menunjukkan bahwa dari sekitar 1.094 warga berusia lima tahun ke atas, 430 orang merupakan lulusan SD, 295 orang lulusan SMP, 362 orang lulusan SMA, dan 7 orang telah mencapai jenjang sarjana.
Pada sektor kesehatan, Purbayasa mengandalkan layanan kesehatan dasar yang berbasis pada partisipasi masyarakat. Desa ini memiliki 2 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif. Peran vital Posyandu ini terbukti ketika salah satu Posyandu Purbayasa terpilih untuk mewakili Kecamatan Tonjong dalam Lomba Posyandu Terbaik Tingkat Kabupaten Brebes pada tahun 2022. Ini menunjukkan kualitas layanan dan kader yang mumpuni dalam pemantauan gizi, imunisasi, serta kesehatan ibu dan anak.
Meskipun belum memiliki Puskesmas sendiri, desa ini didukung oleh tenaga kesehatan yang terdiri dari 2 orang dokter/perawat dan 4 orang bidan/dukun bayi. Untuk penanganan medis lebih lanjut, warga dapat mengakses Puskesmas Kecamatan Tonjong yang menyediakan layanan rawat inap 24 jam. Pemerintah desa juga secara rutin menggelar kegiatan bakti sosial kesehatan, seperti donor darah yang bekerja sama dengan PMI Kabupaten Brebes dan program vaksinasi, yang menunjukkan kepedulian tinggi terhadap kesehatan warganya.